Friday, August 21, 2009

Ya Allah, Jauhkan Aku Dari Golongan Yang Tidak Terampun Dosa Sepanjang Ramadhan Kali Ini.



"Kecewa dan rugi orang yang berkesempatan hidup pada bulan Ramadhan tetapi tidak sampai terampuni dosa-dosanya.."


Rasulullah menaiki mimbar (untuk berkhutbah), menginjak anak tangga pertama beliau mengucapkan "aamin", begitu pula pada anak tangga kedua dan ketiga. Selesai solat para sahabat bertanya, mengapa Rasulullah mengucapkan 'aamin? Lalu beliau menjawab, malaikat Jibril datang dan berkata: Kecewa dan rugi seseorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucapkan selawat atasmu, lalu aku berucap aamin. Kemudian malaikat berkata lagi, kecewa dan rugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai masuk syurga, lalu aku mengucapkan aamin. Kemudian katanya lagi, kecewa dan rugi orang yang berkesempatan hidup pada bulan Ramadhan tetapi tidak sampai terampuni dosa-dosanya, lalu aku mengucapkan aamin. Hadits itu diriwayatkan oleh Imam Ahmad.


Ramadhan adalah nama salah satu bulan dari dua belas bulan Hijriyah, sama dengan Jum'at yang merupakan nama hari dari tujuh hari yang terus berputar. Tidak ada perbezaan antara hari Jum'at dengan hari lain, demikian juga tidak ada bezanya antara Ramadhan dengan bulan lainnya. Secara logik, semua bulan dan hari itu sama saja. Perbezaannya sesungguhnya terletak pada permaknaan. Permaknaan itu terkait dengan momentum sejarah, mungkin juga kerana secara sengaja telah ditetapkan oleh Allah SWT bagi hari dan bulan untuk memuliakannya.


Ramadhan telah memenuhi kedua alasan di atas, selain disengaja oleh Allah untuk disucikan dan dimuliakan, di dalamnya terdapat juga pelbagai peristiwa sejarah yang sangat bererti. Sejarah itu bukan saja berlaku pada Rasulullah Salallaahu 'alaihi wa sallam, tapi juga berlaku pada masa-masa kenabian jauh sebelumnya.


Dalam beberapa hadis dan keterangan yang lain disebutkan semua kitab suci diturunkan oleh Allah pada bulan Ramadhan. Nabi Ibrahim 'Alaihis salaam menerima kitab pada hari pertama atau ketiga pada bulan Ramadhan. Nabi Daud As juga menerima kitab Zabur pada hari kedua belas pada bulan yang sama. Demikian juga nabi Musa As dan Isa As, masing masing telah menerima kitab Taurat dan Injil pada bulan Ramadhan. Nabi Muhammad Saw, sebagai Nabi akhir zaman menerima kitab Al-Qur'an pada tanggal 17 bulan Ramadhan.


Adalah benar, Jika semua kitab suci diturunkan pada bulan Ramadhan. Kesengajaan itu semata-mata ditunjukkan untuk mensucikan dan memuliakannya. Memang ada empat bulan lainnya yang dimuliakan Allah, tapi Ramadhan tetap menempati urutan teratas. Bukan hanya kerana momentumnya, tetapi lebih lagi kerana Allah Swt menjanjikan berbagai bonus dan ganjaran istimewa. Kerana alasan itulah, jauh sebelum bulan Ramadhan tiba, Rasulullah saw telah menyambutnya.


Sejak bulan Sya'ban, Rasulullah menganjurkan ummatnya agar mempersiapkan diri menyambut kedatangan "tamu mulia" ini, iaitu dengan memperbanyakkan ibadah, terutama ibadah shaum (Puasa). Suasana itu tergambar dalam hatinya dan terukir dalam benak fikirannya. Kehadirannya dirindukan dan dinanti-nantikan. Ibarat orang dipenjara yang selalu menghitung hari pembebasannya, maka setiap hati sangatlah bererti. Begitulah gambaran seorang Muslim, terutama para sahabat Nabi di masa yang lalu.


Saat-saat menanti Ramadhan, para sahabat seperti calon pengantin yang merindukan hari-hari pernikahannya. Jauh hari sebelum hari ketibaan 'persandingan', mereka sudah memikirkan hal-hal yang sekecil-kecilnya. Mereka berfikir, 'pakaian' apa yang akan dipakai pada saat yang penting itu, apa yang diucapkannya, sehinnga bagaimana cara jalannya dan ingin mengukir senyumnya. Begitulah gambaran seorang Muslim yang merindukan datangnya Ramadhan. Tiada seorang pun di antara kaum Muslimin yang bersedih hati ketika menghadapi Ramadhan. Sebaliknya mereka bersuka ria dan bergembira, menyambutnya dengan penuh semangat yang menyala-nyala.


Pada hari-hari akhir sya'ban. Saat itu dimanfaatkan oleh kaum Muslimin untuk saling meminta maaf di antara mereka. Seorang sahabat kepada sahabatnya, seorang anak kepada orang tuanya, seorang adik kepada kakaknya, dan seterusnya. Mereka ingin memasuki bulan Ramadhan dengan tanpa beban dosa. Mereka ingin berada dalam suasana ramadhan yang disucikan itu dalam keadaan suci dan bersih.


Kebiasaan Rasulullah dan para sahabatnya ini perlu dihidupkan lagi tanpa harus mengubah tradisi yang sudah ada dan kekal sampai saat ini. Biarlah hari raya 'Idul Fitri tetap dalam tradisinya, tapi pada akhir bulan Sya'ban perlu ditradisikan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan Nabi, iaitu dengan memperbanyak silaturrahim, saling meminta maaf, dan bertahniah, selain menyambutnya dengan ceramah yang dikhususkan untuk itu. Tahniah, saling mengucapkan "selamat" adalah kebiasaan baik yang ditradisikan Rasulullah.


Berikut ini adalah contoh khutbah Rasulullah dalam menyambut Ramadhan:

"Wahai ummatku, akan datang kepadamu bulan yang mulia, bulan penuh berkah, yang pada malam itu ada malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Itulah malam dimana Tuhan memberi perintah bahwa kewajiban puasa harus dilakukan di siang hari; dan Dia menciptakan solat khusus (tarawih) di malam hari.


Barang siapa yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan pada bulan ini maka dia akan mendapatkan ganjaran seperti jika dia menunaikan suatu ibadah di bulan-bulan lain pada tahun itu. Dan barangsiapa yang menunaikan suatu ibadah kepada Allah, maka dia akan mendapatkan tujuh puluh kali ganda ganjaran orang yang melakukan ibadah di bulan bulan lain pada tahun itu.


Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan pahala kesabaran yang sejati adalah syurga. Inilah bulan yang penuh simpati terhadap sesama manusia; ini juga merupakan bulan di mana rezki seseorang ditambah. Barangsiapa memberi makan orang lain untuk berbuka puasa, maka dia akan mendapatkan ampunan atas dosa-dosanya dan dijauhkan dari api neraka, dan dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang diberinya makan untuk berbuka puasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikitpun.


Kami (para sahabat) bertanya, wahai Rasulullah, tak semua orang di antara kami mempunyai cukup persediaan untuk memberi makan orang lain yang berpuasa. Rasulullah Saw menjawab, Allah memberikan pahala yang sama bagi orang yang memberi orang lain yang sedang berpuasa sebuah kurma dan segelas air minum atau seteguk susu untuk mengakhiri puasanya.

Dan barangsiapa yang memberi minum kepada orang yang berpuasa, maka Allah akan memberinya minum dari sumber airku, air yang jika diminum tak akan pernah membuatnya haus hingga pada hari dia memasuki syurga."



Sahabat-sahabat.....

Ana minta maaf kepada kalian. Segala gerak kerja dakwah yang mungkin membuatkan antum terbeban, mohon maaf dari ana. Sesungguhnya taklifan sepanjang sesi ini mengajar ana erti berkorban untuk Islam. Mengenal erti siapa sahabat dalam melaksanakan misi dakwah.



Selamat Menyambut Bulan Ramadhan Al-Mubarakh..
Mudah-mudahan kita tergolong di dalam golongan yang mendapat keampunan Allah SWT



Selagi mana, ana berpijak dibumi Allah ini.
Selagi itu, diri kerdil ini dipinjam Allah untuk perjuangan Islam.

No comments:


I made this widget at MyFlashFetish.com.